SELAMAT DATANG DI RADIO KOMUNITAS SUARA KAMPUNG PINTAR

Sabtu, 19 Mei 2012

Jangan Bungkam Radio Komunitas!

Hari penyiaran nasional ke-29 yang diperingati pada 1 april, ditandai dengan matinya penyiaran bagi media komunitas di indonesia. Khususnya radio komunitas yang kini nasibnya ada untuk ditiadakan. 

Dewan presidium Jaringan Radio Komunitas untuk Demokrasi (JRK-Dem), Mohammad hasyim, Minggu (1/4) saat talkshow yang bertajuk matinya hari penyiaran nasional di radio komunitas Suarawarga mengatakan. Berkaca dari sejarah, radio komunitas berperan penting bagi kemerdekaan negara indonesia. Dimana radio komunitas menjadi media untuk mengaspirasikan perjuangan rakyat melawan kolonialisme belanda. Namun, pada perjalanannya radio komunitas yang awalnya bisa dengan bebas menyuarakan asipirasi rakyat dengan sengaja dipangkas keberadaannya oleh rezim orde baru yang pada masa itu dipimpin oleh Soeharto.

Radio Komunitas "Diabaikan"

Sebanyak 600 radio komunitas di tanah air, hanya tiga stasiun radio yang mengantongi Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) prinsip. Ini mencerminkan regulasi media radio dan televisi tak memihak radio komunitas.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Idy Muzayyad menyatakan lembaga penyiaran komunitas memerlukan dukungan dan kepentingannya sebagai bagian penyiaran publik harus dilindungi.
"Proses izin sangat lambat di Kementerian Komunikasi dan Informasi," kata dia, Senin (23/4), pada Konferensi Radio Siaran Indonesia 2012, diselenggarakan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Radio Republik Indonesia (RRI).

Kamis, 17 Mei 2012

Menjadi Seorang Pengusaha itu Harus “Gila”

MAGELANG - Kebanyakan orang jika ingin merintis usaha biasanya sudah takut bayangan dan hanya terpaku pada kendala. Padahal itu bukanlah suatu alasan asalkan punya kemauan yang kuat. Seorang wirausahawan itu harus “Gila”, dalam artian harus bisa beda dengan orang kebanyakan dan kreatif menciptakan inovasi-inovasi. Di dalam otak manusia itu terdapat apa yang disebut sebagai otak kanan dan otak kiri. Dalam dunia Usaha, kita harus sering menggunakan otak kanan. Karena dengan menggunakan otak kanan hal-hal “Gila” itu akan muncul.

Demikian dikatakan Cahyo Adi Wibowo, Pengusaha muda kota Magelang dalam acara sarasehan bertema “ Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Pemuda” yang di selenggarakan oleh Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang bekerjasama dengan Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKP FM), Sabtu malam (7/04/2012).

Jumat, 11 Mei 2012

Radio Komunitas Sebagai Pelestari Budaya Lokal

Industri media massa baik cetak maupun elektronik ternyata lebih banyak membawa dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. konsumerisme dan hedonisme yang begitu getol dipropagandakan menjadi bancana sosial yang susah untuk diobati. Yang lebih parah adalah ketika beragam budaya asli bangsa ini kian terkikis karena media massa cenderung lebih senang mengumbar budaya barat.

Generasi muda kini tak lagi mengenal akar budaya mereka, kebajikan dan keluhuran budaya timur tak mampu membuat generasi muda tertarik untuk mempelajarinya. Generasi muda lebih asyik dengan budaya-budaya barat yang materialistis lagi hedonis. Tak heran jika saat ini banyak ragam budaya asli bangsa yang dijiplak dan dipatenkan oleh bangsa lain. Sebuah imbas dari ketidakseriusan bangsa ini dalam menjaga dan memperhatikan budaya asli bangsa.

Kamis, 10 Mei 2012

Nasib Radio Komunitas di Era Konvergensi

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) begitu pesat terjadi akhir-akhir ini. Perkembangan teknologi itu mengarah pada konvergensi (penyatuan) antara ranah penyiaran, telekomunikasi, dan informatika. Perkembangan teknologi telematika yang makin konvergen itu menjadi peluang bagi penggiat multimedia, baik dari perusahaan maupun komunitas.

Dengan kemajuan teknologi telematika, misalnya, kini kita bisa menonton televisi melalui teknologi streaming. Kita pun bisa mendengarkan radio melalui streaming di Internet. Streaming radio di Internet ini menjadi peluang baru bagi penggiat radio komunitas yang selama ini terhambat persoalan perizinan dan jangkauan siaran. Dengan kemajuan teknologi telematika ini pula, para penggiat radio komunitas memiliki banyak pilihan. Pilihan pertama, bersiaran secara konvensional (menggunakan spektrum frekuensi radio). Pilihan ini memiliki jangkauan yang terbatas, sekitar keberadaan stasiun radio komunitas.

Apa Itu Radio Komunitas?

Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.
Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".

Ada sejumlah perbedaan antara radio komunitas dengan radio swasta, yaitu tata cara pengelolaan dan tujuan pendiriannya. Pengelolaan radio komunitas memperhatikan aspek keterlibatan warga atau komunitas. Tujuan kegiatan penyiaran di radio komunitas melayani kebutuhan informasi warganya sehingga keterlibatan mereka dalam merumuskan program sangat penting.

Hal berbeda terjadi di dunia radio swasta. Lembaga ini berdiri untuk 
meraih pendengar sebanyak-banyaknya sehingga aspek rating sangat 
diperhitungkan sebagai ukuran gengsi radio. Hidup dan matinya radio 
swasta terletak pada pemasukan iklan sehingga seluruh kreativitas diukur
 dari segmen pasar yang disasar. Singkat kata, radio komunitas 
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan warga di wilayah tempat radio 
tersebut sementara radio swasta diarahkan kepada segmen pasar.